Followers

logo

BAGAIMANA BERBICARA PADA ANAK BAGIAN I

Banyak orangtua yang mengalami kesulitan ketika dia harus berbicara kepada anaknya. Bahkan ada orangtua yang tidak bisa menjalin komunikasi verbal dengan anaknya, karena tidak tahu harus mulai dari mana. Padahal berbicara dengan anak akan sangat menentukan jenis hubungan antara orangtua dengan anaknya.
Banyak orangtua yang gagal untuk membuat anaknya mau mendengarkan karena mereka tidak menguasai seni berbicara yang penuh kasih sayang. Sebaliknya, orangtua ketika berbicara padanya seperti komandan perang yang memerintahkan pada anak buahnya.
Separti seorang ibu yang mengalami kesulitan berbicara dengan anaknya."Anisa tidak mau mendengarkan kata-kata saya, karenadia berpikir boleh berbuat sesuka hatinya dan saya mengatakan kepadanya bahwa dia nakal sekali dan pada suatu hari kelak ia akan menyesal karena begitu keras kepala,"demikian keluhan seorang ibu pada seorang psikolog. Tetapi anaknya berteriak membantahnya,"Itu tidak benar!"
Menurut para ahli, anak itu tidak akan berubah menjadi lebih baik sebelum orangtua mengubah kebiasaan lama dengan berbicara penuh penolakan dengan berbicara penuh kasih sayang.
Anak akan menolak apa yang dikatakan oleh orangtuanya karena sikap orangtua yang menyakitkan dan menunjukkan penolakan kepadanya sebagai pribadi. Dengan berbicara yang bersifat penolakan berarti orangtua telah merongrong harga diri dan citra diri anak. Separti kata-kata;"Apa kau tuli......," Aku sudah bilang ratusan kali......," Aku sudah bosan mengatakan kepadamu.....," dan sebagainya.
Cara ibu di atas berbicara kepada anaknya dengan sikap yang menyalahkan, menanamkan moral dan merendahkan dan tidak mengherankan kalau si gadis cilik itu merasa kesal. Cara ibunya berbicara membangkitkan kemarahan dan menyinggung perasaannya.
Jika anak Anda tidak mau mendengarkan sampai ke permintaan Anda yang paling masuk akal, maka Anda pasti akan marah. Tetapi yang penting sekali adalah mencari pemecahan masalah, bukan meyerang anak yang merusak harga dirinya.
Kebanyakan orang membuat kesalahan dengan menggunakan percakapan 'kau' dan bukannya percakapan 'aku'. Seperti,"Kau tolol sekali.....,"Kau selalu harus diberi tahu...." Kata-kata itu diterima anak dengan kebencian dan dia merasa harga dirinya disakiti, maka anak tidak bisa mendengarkan apa yang dikatakan orangtuanya, melainkan kemarahan yang muncul dalam diri anak.
Memang adakalanya orangtua harus menyatakan kemarahan kepada anak atas perbuatannya. Mungkin orangtua benar kalau dalam kesempatan itu menyatakan kemarahan, tetapi hali itu harus dilakukan tanpa menyerang harga diri anak.
Lindungilah perasaan anak dengan menggunakan pernyataan 'aku'. "Aku kesal sekali.....,""Aku merasa kesal kalau kau melakukan itu....," dan sebagainya. Dengan pernyataan itu, kepribadian dan harga diri anak tetap utuh dan anak benar-benar bisa mendengarkan penuh perhatian apa yang orangtua katakan. Anak bisa berbuat begitu karena percakapan 'aku' bukan percakapan 'kau' dipakai orangtua sehingga anak tidak tersinggung harga dirinya. Bila hal ini terwujud, maka jalur komunikasi dengan anak terbuka dan meyenangkan.
Ubahlah perilaku anak dari negatif menjadi positif. Lakukanlah ini dengan banyak penggunaan percakapan penuh kasih sayang. Orangtua harus menangkap basah anak ketika sedang melakukan kebaikan, bukan keburukan. Itulah anak Anda dengan padangan positif bukan negatif.
Semoga artikel BAGAIMANA BERBICARA PADA ANAK BAGIAN I bermanfaat bagi Anda. Jika anda suka dengan artikel BAGAIMANA BERBICARA PADA ANAK BAGIAN I ini, like dan bagikan ketemanmu.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Post a Comment

Powered by Blogger.

Kiat Keluarga Sakinah | Template by Desain Rumah Minimalis Modern and Harga Samsung