Followers

logo

BAGAIMANA BERBICARA PADA ANAK BAGIAN II

Menyambung uraian terdahulu
Tetapi ini semua tidak bisa dilakukan dalam sekejap. Semua akan memerlukan waktu. Mulailah dengan melihat hal-hal pada diri anak Anda yang benar-benar diketahui sebagai kebaikan. Anda harus mulai dari posisi anak. Secara berangsur-angsur dengan membangun harga diri anak, orangtua akan memberinya motivasi untuk memperlihatkan betapa baiknya dirinya. Dan setelah dia berbuat begitu, jangan sampai lupa memberinya imbalan berupa puian untuk usahanya.
Percakapan penuh kasih sayang menciptakan suasana kerjasama yang bahagia antara orangtua dan anak. Sering-seringlah mengatakan kepadanya seperti misalnya,"Pekerjaan yang bagus sekali," "Itu pintar sekali," "Lakukan lagi agar Papa bisa melihat!"
Percakapan penuh kasih sayang bisa jauh lebih efektif kalau kadang-kadang diperkuat dengan imbalan yang nyata. Beri kesempatan anak memperlihatkan pengertiannya mengapa ia diberi imbalan. Sebagai contoh, orangtua bisa berkata kepadanya sambil tersenyum,"Kau bisa menduga mengapa Papa mengajakmu jalan-jalan?" Dengan gembira anak akan menjawab,"Karena aku dapat menyelesaikan tugasku!" "Betul! Kau mendapat hadiah istimewa karena caramu yang baik menjaga adikmu yang masih bayi."
Yang paling penting dalam berkomunikasi antara orangtua dengan anak adalah kemampuan orangtua berbicara dengan cara yang relatif bebas dan jujur, karena ketidakpercayaan dan kecurigaan akan tumbuh antara orangtua dan anak. Dan pembicaraan orangtua dan anak tidak harus selalu mengenai hal-hal yang menyenangkan, polos dan tidak penting. Karenanya, jangan membatasi anak untuk mengatakan hal-hal yang ingin orangtua dengar. Jika orangtua membatasi anak untuk hal-hal tertentu, maka orangtua akan kehilangan kepercayaan anak dan akan timbul kerenggangan emosional, sebuah batas dan jarak diantara orangtua dan anak.
Sebagai orangtua yang baik dan bijaksana, sebaiknya tidak menindas atau menekan hak anak untuk menyatakan perasaannya dengan memperlakukannya dengan sikap merendahkan, menghina, rasa tidak percaya atau sikap unggul dan meremehkan. Oleh karena itu beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, baik negatif maupun positif. Dengan demikian anak akan mengalami semua perasaan kemanusiaannya seperti cinta, benci, cemburu, marah, gembira, sedih dan semua perasaan lainnya.
Memang orangtua tidak harus mengiyakan semua yang dikatakan atau dirasakan anak, tetapi orangtua mempuyai kewajiban menimal mengakui haknya menyatakan perasaan. Biar anak selalu aman untuk menemui orangtuanya dan mengungkapkan apa yang ada didalam hatinya. Akhirnya anak akan selalu dapat bergantung pada orangtuanya dan untuk membuatnya merasa berharga sebagai anak-anak, sebagai manusia dan sebagai individu
(Dr.A. Joseph Burstein)
Semoga artikel BAGAIMANA BERBICARA PADA ANAK BAGIAN II bermanfaat bagi Anda. Jika anda suka dengan artikel BAGAIMANA BERBICARA PADA ANAK BAGIAN II ini, like dan bagikan ketemanmu.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

Post a Comment

Powered by Blogger.

Kiat Keluarga Sakinah | Template by Desain Rumah Minimalis Modern and Harga Samsung